Sirene mobil jenazah meraung-raung menembus jalanan Ibu Kota. Mobil tersebut melaju sendiri tanpa diiringi para pengantar atau pelayat. Ada dua atau tiga orang di dalam mobil jenazah tersebut.
Mereka adalah Palang Hitam, sebuah satuan tugas di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tugasnya begitu mulia. Mereka selalu siaga, mengurus jenazah korban kecelakaan, pembunuhan, dan yang terbujur kaku tanpa identitas di pelosok Jakarta. Anggota satuan tugas yang sudah ada sejak zaman Belanda itu kini berjumlah 48 orang. Rata-rata status mereka adalah pekerja harian lepas (PHL). Mereka bergantian bekerja menjemput jenazah hasil temuan masyarakat ataupun pihak kepolisian.
Dalam satu tahun, sekitar 50 jenazah yang ditangani oleh Palang Hitam. Jenazah yang kadang sudah tidak berbentuk itu mereka rawat dan urus dengan sepenuh hati hingga layak untuk dimakamkan. (Teks dan Foto-foto: Edy Susanto)
Edy Susanto – Fotografer dokumenter tinggal di Jakarta,memiliki ketertarikan besar untuk menggarap foto cerita mengenai isu-isu seputar masalah sosial. Latar belakang di dunia fotografi diawali dengan mengikuti pendidikan khusus foto jurnalistik di Galeri Foto Jurnalistik Antara (tahun 2000) dan sempat mengikuti beberapa pendidikan atau worshop fotografi termasuk terpilih untuk mengikuti workshop photography dengan mentor photograper Jerman pemenang worldpressphoto Peter Bialobrezky. Pernah bekerja sebagai foto jurnalis dengan menjadi kontributor foto untuk beberapa media nasional dan agensi foto internasional di antaranya WorldpictureNews,New York serta Drik-Majority World,Bangladesh.
Beberapa karyanya pun pernah di muat di beberapa media nasional dan internasional diantaranya: Majalah Djakarta,Koran dan Majalah Tempo,Playboy Indonesia,Marie Claire Indonesia,National Georgaphic Indonesia, Smithsonian,Newsweek Japan,Grand Reportage,IML,Science and Vie,WHO,Der Tagesspiegel.
Pada Tahun 2009,salah satu karya essay fotonya mengenai HIV/AIDS terpilih sebagai salah satu essay terbaik versi Majalah Tempo.
Aktif mengikuti beberapa pameran diantaranya Jakarta Art Foto Summit di Glaeri Nasional (2007),Jakarta Photo Jurnalism Festival,Sense City Photo Exhibition.Terakhir ikut terpilih berpameran di Galeri Salihara dengan tema “Scapegoating the “other” in southeastasia bersama pewarta foto Philippina dan Bangladesh.
Karyanya juga di gunakan dan menjadi sampul depan di beberapa penerbitan buku seperti:Fifty Seven Second,50 Tahun Komisi Pemberantasan Korupsi,Politics of Citizenship in Indonesia.Saat ini,Edy sedang juga terlibat dengan beberapa projek pembuatan buku bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat