Saya begitu bersemangat ketika editor di kantor menugaskan saya untuk melakukan peliputan PON 2016 di jawa barat.alasannya tak lain adalah karena PON kali ini merupakan pengalaman perdana saya mengabadikan acara multi event olahraga sejak bekerja menjadi pewarta foto.
Berbekal browsing sana sini foto foto olimpiade yang lalu lalu, sejak rapat perencanaan, hingga menjelang keberangkatan, sudah terbayang deretan foto foto yang ingin dihasilkan dari tugas kali ini.
Namun apa daya, kenyataan di lapangan berbeda dengan bayangan yang ada. Lampu ‘venue’ yang tidak memadai, tidak ada nya lokasi khusus fotografer yang memadai menjadi salah satu alasannya. Namun toh itu bukan alasan, sebagai pewarta foto kita harus bisa menyajikan foto yang ciamik dalam keadaan apapun.
Berbekal kamera 5D mark III yang dipinjam dari salah satu rekan sekantor saya, saya pun berangkat ke Bandung. Kebetulan kamera ini memiliki fitur ‘multiple exposure’, yang biasanya tidak saya temui di kamera yang saya gunakan sehari hari. Alhasil, seperti seorang anak kecil yang mendapat mainan baru, saya begitu senang dengan fitur baru itu.
Hampir di setiap cabang yang saya abadikan saya sempatkan membuat setidaknya satu-dua frame ‘multiple exposure’, tentunya melalui puluhan kali percobaan. Berkali kali pula foto tersebut gagal karena idealnya foto seperti ini perlu menggunakan tripod. Tanpa tripod saya harus mengandalkan meja, tas, pagar, bahkan kekuatan tangan dan paha saya sendiri.
Biasanya, setelah perhelatan yang cukup panjang seperti PON ini, kami diharapkan membuat sebuah serial foto yang dapat merangkumnya. Kemudian saya teringat foto karya Chris McGrath yang mendapatkan penghargaan 3rd prize stories-Sports dari world Press Photo beberapa tahun silam. Foto tersebut berjudul London 2012 – an Overview, yang menampilkan serangkaian foto foto olimpade london 2012 yang di foto secara vertikal dari atas kepala atlit. Setelah mencoba memilih sejumlah foto terbaik, ternyata deretan foto multi-ekspos yang saya buat dapat mewakili rangkaian kegiatan PON yang menelurkan 89 rekor PON, 33 rekor nasional, 1 rekor SEA games, 22 rekor asia dan 5 rekor dunia.
Dengan sedemikian banyaknya rekor yang terpecahkan saya kemudian memutuskan untuk memilih tema ini sebagai serial foto saya yang kemudian ditayangkan di harian The Jakarta Post pada tanggal 1 oktober 2016.
(Teks dan foto-foto oleh Seto Wardhana)
——————————————————————————
Seto Wardhana atau biasa dipanggil Awo, mengenal fotografi sejak 2001 karena dipinjami kamera oleh Bokap saat terjerumus di kegiatan Pencinta Alam di SMA Pangudi Luhur. Kesenangan itu berlanjut saat kuliah ketika bergabung dengan Mapala UI. Semakin keranjingan karena mengikuti kelas fotografi Dasar dan Jurnalistik (2007-2008) di galeri foto Antara serta Permata Photojournalist Grant (2016). Menjadi pewarta foto sejak diterima TEMPO pada tahun 2010. Saat ini menjadi pewarta foto untuk harian The Jakarta Post.