Warga melihat deretan gedung perkantoran dari pemukimannya yang berdiri di kawasan Banjir Kanal Barat, jakarta
Seorang anak melompatkan ke laut di Pesisir Jakarta.
Oleh : Fransiskus Simbolon
Jakarta masih menyimpan ruang bagi kehadiran mereka yang mempertegas kontrasnya kehidupan kota.
Kota yang sedang mengembangkan diri layaknya negara maju, namun masih mengisahkan cerita untuk para kaum papa dan dunia kecil mereka.
Canda tawanya mungkin tak pernah terlihat dan terdengar, namun keberadaan mereka seolah menjadi tanya untuk kita semua. Layaknya surga yang bisa dipijak oleh setiap manusia, Jakarta yang beringas tetap dicintai oleh mereka para penyintas.
Sejumlah anak bermain di pemukiman nelayan muara Angke, JakartaSeorang anak bersiap berangkat sekolah di pemukiman kawasan kampung Luar Batang, JakartaSeorang ibu menggendong anaknya diantara pemukiman kumuh di kolong tol Rawa bebek, Jakarta
Kebersamaan adalah segalanya, dan hidup mereka nyata adanya.
Warga memandikan hewan peliharaannya di depan pemukiman di bantaran rel kereta api Tanah Abang, JakartaSeorang warga menjemur pakaian di depan tempat tinggalnya di kolong tol Kampung Bandan, Jakarta
Relokasi adalah cara tragis, namun kebersamaan yang mereka rasakan semakin menghilang.
Warga melihat deretan gedung perkantoran dari pemukimannya yang berdiri di kawasan Banjir Kanal Barat, jakartaSimbol gairah kehidupan malam
Jalanan adalah fasilitas hidup bagi mereka dalam mempertahankan eksistensi meraih mimpi.
Warga melintas di puing-puing bangunan yang diratakan alat berat usai penertiban bangunan liar di Kampung Luar Batang, JakartaSeekor monyet peliharaan bergelayut dengan latar belakang deretan gedung perkantoran terlihat dari kawasan Pertamburan, JakartaSeorang warga dengan membawa anak-anaknya berharap iba dari para pengguna kendaraan di kawasan Pasar Gembrong, JakartaSebuah keluarga yang biasa hidup dengan gerobaknya beristirahat di dopant sebuah proyek pembangunan di Jakarta
Kota adalah ruang bagi siapapun, untuk mereka yang kaya, miskin, dan sekalipun bagi mereka yang bermimpi.
Beberapa ekor ayam di pinggiran pantai di pemukiman nelayan Muara Angke, JakartaSeekor ending terlihat di lahan kosong di pemukiman warga di kawasan Mal Taman Anggrek, jakartaEmma mengumpulkan barang-barang bekas di kawasan Mal Taman Anggrek, Jakarta
Fransiskus Parulian Simbolon
Lahir di Jakarta, 22 Oktober 1979, bekerja sebagai pewarta foto harian Kontan. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Pewarta Foto Indonesia (PFI) 2015-2019.
1000kata adalah portal yang dikelola oleh 10 fotografer Indonesia, sebagai media alternatif untuk menampilkan karya, cerita, ide, opini, gagasan serta yang lainnya berkaitan dengan dunia fotografi. Mari berbagi.