Bayang-bayang itu kelelahan.
Mengikuti sang tuan yang tampaknya berwajah masam.
Tidak ada percakapan yang ia dengar, hanya derap langkah yang membuatnya kewalahan
Atau umpatan dari orang-orang di jalan
Kadang ia berpapasan dengan bayang lain
Namun mereka tidak sempat mengucapkan salam
“Apa yang mereka kejar?” Pikir si bayang-bayang.
Lalu, hari mulai gelap.
Bayang-bayang tidak kelihatan.
Tidak ada yang mendengarnya.
Ia menjelma menjadi kesepian.
Rutinitas telah menghisap sedikit demi sedikit warna di sini.
Hingga hanya tersisa hitam dan putih.
Bayang-bayang bersiap menghadapi esok hari yang sama lagi.
(Teks: Monalisa Foto-foto: Fernando Randy)
—————————————-
Monalisa, lulusan Teknik Lingkungan Undip saat ini bekerja sebagai jurnalis di kantor berita Antara. Senang menghabiskan waktu di pojok kafe sambil menyeruput kopi dan menikmati lalu lalang kesibukan dari balik jendela.
Fernando Randy, menikmati fotografi sejak ayah saya mengajak saya berkeliling dengan kapal pesiar, kuliah di Institut Kesenian Jakarta hingga akhirnya meneruskan workshop di Galeri Foto Jurnalistik Antara pada 2011. Lalu sadar akan betapa pentingnya peran fotografi dalam hidup saya ketika ikut terpilih pada Permata Photo Journalist Grant 2012. Bagi saya “Fotografi adalah hidup saya tapi Teater adalah Segalanya” .
Robin Williams: Photographers Remember a Legendary Actor | http://t.co/M9rRBGXTwD via @TIMEPictures
— Dita Alangkara (@DitaAlangkara) August 13, 2014
World’s fastest camera takes four trillion photos a second – Telegraph… http://t.co/ppALpiXu11
— Roni (@roni_az) August 12, 2014