“Usang sudah ruang tunggu bus tercinta, macam usangnya naskah drama pemerintah kota. Transjakarta sohor betul namanya, penghuni Ibukota paham itu, paham itu akan menghindari mereka dari setan macet yang senantiasa menghantui. Namun melahirkan hantu baru, pada halte-halte kosong bus Transjakarta yang tak kunjung berkarya di beberapa sudut kota.”
Paragraf diatas adalah sebuah petikan dari “Sia-sia Menunggu di Halte Transjakarta”, sebuah “Photo Story” karya Dwianto Wibowo. Cerita foto ini mendapat penghargaan sebagai Juara Pertama, Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2010, dalam katagori “Photo Story”.
Dwianto Wibowo is a self taught photographer based in Jakarta. First began study photography in 2005 during my collage at Trisakti University. In 2009, he was an apprentice at Tempo News Room (TNR) for two months, and then become a stringer photographer until now. As a photographer of TNR, one aspect of my work is to make photo reportage for Tempo Magazine, Koran Tempo Daily, U Magazine, Travel lounge Magazine and Tempo Interaktif website. He also do some personal projects between my working times.
Setuju sama yang di atas deh
Story yg sederhana tp kuat secara visual, top!